Menyerahkan Semua kepada Tuhan

Ayub 7:11 “Oleh sebab itu akupun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku”

Allah mampu mengendalikan emosi anda. Bagaimanapun, Dialah yang memberikannya kepada anda!

Dia mampu mengatasi kemarahan, keraguan, ketakutan, pertanyaan, kesedihan, dan bahkan keluhan anda. Jadi, sampaikan kepada Allah apa yang sebenarnya anda rasakan. Itulah yang dilakukan Ayub.

Ayub sangat jujur kepada Allah: “Oleh sebab itu akupun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku” (Ayub 7:11).

Lalu dia terus meluapkan perasaanya: “Apakah aku ini laut atau naga, sehingga Engkau menempatkan penjaga terhadap aku? Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku, maka Engkau mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal, sehingga aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku. Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya. Biarkanlah aku, karena hari-hariku hanya seperti hembusan nafas saja. Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat? Bilakah Engkau mengalihkan pandangan-Mu dari padaku, dan membiarkan aku, sehingga aku sempat menelan ludahku? Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku?” (Ayub 7:12-20).

Sehingga anda adalah Allah, bagaimana reaksi anda terhadap hal itu? Menyambar Ayub dengan petir?

Tetapi bukan itu yang Allah lakukan, karena Allah mengerti Ayub. Allah juga mengerti anda. Saat anda berkata, “Tuhan, aku tidak suka ini!” Allah tidak akan terkejut. Dia menciptakan emosi anda; Dia memberi anda kemampuan untuk marah dan mengungkapkan perasaan anda.

Dimasa-masa sulit, jangan “Meringis dan menanggungnya.” Sebaliknya, jujurlah menceritakan kepada Allah pergumulan anda. Ratapan 2:19 mengatakan, “Bangunlah, mengaraplah pada malam hari … curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan …”

Ayub mempertanyakan tindakan Allah, tetapi dia tidak pernah berhenti memercayai-Nya. Alkitab berkata, “Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepala, kemudian sujudlah ia dan menyembah” (Ayub 1:20). Tahukah anda bahwa memercayai Allah dengan perasaan anda adalah suatu Tindakan penyembahan?

Jadi, tidak apa-apa, curahkan semua perasaan anda pada Allah yang menciptakan perasaan itu sejak awal. Dia mengerti rasa sakit anda dan ingin anda memercayai Dia dengan emosi anda.

Jangan takut percaya saja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *